Pojien, Upacara Keberanian dan Rasa Syukur Suku Madura di Bondowoso
Bondowoso Jawa timur, merupakan daerah multi kultural. terlahir 200 tahun lalu dan terletak di antara banyak pegunungan menjadikan Bondowoso sebagai Kota Unik di ketinggian. Masyarakat Bondowoso terbentuk secara multikultural. banyak pendatang seperti suku jawa, keturunan madura, dan suku lainnya. Klutur yang berkembang disini adalah kultur madura , nahasa yang digunakan sehari hari adalah bahasa daerah madura.
Menelisik Sebuah Prosesi yang di gelar untuk mengucapkan sebuah ungkapan teriamakasih pada tuhan yang maha kuasa masyarakat madura di bondowoso memiliki sebuah kultur upacara bernama POJIEN , dalam arti bahasa daerah madura berarti sebuah pemujaan atau lebih tepatnya ungkapan memuji. Memuji seiapa ? tentu saja tuhan yang maha esa karena telah di berikan begitu banyak nikmat hingga detik ini.
Pojien dilaksanakan di tanah lapang, di ikuti oleh beberapa orang . pemain musik , perapal doa, hingga seorang yang melakukan aksi akrobatik . mari kita telisik lebih dalam rangkaian Pojien ini.
Musik yang di mainkan
Musik yang di mainkan adalah musik daerah yang berupa seerangkat gamelan madura, terdiri dari saron , rebana , gong, Tong drum ,Perkusi dll. bertempo cepat dengan nada yang membakar semangat, terkadang dalam satu moment tertentu musik berubah menjadi tenang dan hanya menggunakan acapella / vocal . masyarakat sekitar menyebut fase ini adalah mocopat.
konten yang di tampilkan dalam musik ini berisi tentang doa syukur atau shalawat bahkan ucapan terimakasih dalam bahasa daerah yang di lagukan. ketika musik di mainkan semua pemain musiknya menjadi begitu terbakar semangatnya tak jarang semua pengiring menjadi riuh dan mencapai klimaks dalam meainkan musiknya.
Konten dalam Upacara
– Hadirnya Singo Ulung
singo ulung adalah sebuah icon dari kota bondowoso, sebuah mahluk mitologi berupa singa putih yang berakrobat layaknya sebuah barongsai. penampilan dari singo ulung hadir sebagai pembuka upacara biasanya singo ulung akan melakukan hal akrobatik seperti melompat dari fromasi tinggi , hingga melewati Lingkaran Api. Singo ulung sendiri terdiri dari 2 orang yang bertugas sebagai kepala dan bagian badan , harus ada sebuah kordinasi yang matang hingga kekompakan luar biasa untuk melakukan hal akrobatik tertentu.
singo ulung memiliki makna sebagai semangat untuk mengajak ke arah kebaikan serta keberanian untuk menhadapi segala rintangan.
– Hadirnya Topeng Kona
terdiri dari 2 kosakata madura ” TOPENG KONA ” berarti Topeng Kuno, atau secara filosofi Topeng yang telah berasal dari sejak lama ( tempo lalu )
Topeng Kona adalah sebuah simbol tentang keselarasan serta ikon estetika dalam hidup masyarakat madura khususnya daerah Bondowoso. Sama seperti tokoh gatot kaca dll, topeng kona hadir dalam sebuah penampilan tari yang penuh akan makna, penari pria yang berpakaian wanita bertopeng sesosok muka yang sedang garang namun di sisi lain juga mengartikan dalam sebuah semangat perjuangan. sebagian memaknainya keselarasan hidup dan senantiasa untuk bersemangat dalam pembenahan hidup ke arah yang lebih baik.
Topeng Kona Hadir dalam sebuah penampilan tari Ojhung, Seperti kita ketahui Ojhung adalah sebuah pertempuran dengan rotan antar 2 orang yang di tujukan sebagai permintaan turunnya hujan di daerah tertentu. Topeng kona secara simbolis mengajak untuk mendamaikan kembali keadaan yang sedang memanas tersebut. para peserta dan penonton diajak kembali untuk melihat sebuah sisi luhur dalam kehidupan, dalam upacara tersebut kita di ingatkan kembali ini adalah saatnya kita bersyukur dan melupakan hal yang kurang menyenangkan waktu lalu dan menjadikan sebagai pelajaran.
topeng kona adalah sebuah simbol sebagai nasihat pula. sesuai filosofi namanya kona di ibaratkan sebagai orang tua, dan orang tua senantiasa mengingatkan akan beberapa kejadian yang terjadi pada masyarakat umum.
UPACARA INTI
Setelah 2 penampil pembuka di sajikan, kini kita memasuki acara utama yaitu pojien. pojien melibatkan banyak orang sebagai perapal doa. penabuh musik sebagai pengiring, serta bambu bambu yang menjulang tinggi untuk di gunakan sebagai media akrobatik dari penampil.
Mereka Menaiki Bambu yang menjulang tinggi itu, seperti orang yang tengah kesurupan namun penuh semangat, doa terus di rapalkan , pujian pujian pada leluhur dan tuhan terus bersahutan. mereka menggila dan semakin bersemangat. bayangkan , mereka dengan sadarnya menopangkan perut mereka ke ujung bambu yang tegakkan itu. entah betapa sakitnya.
keadaanpun semakin menegang dan semakin mencekam, betapa tidak musik menjadi lebih membakar semangat, kini mereka membawa media yang lebih ekstrim lagi yaitu obor dengan api yang menjilat. rapaan menggila dan pemain musik mencapai tingkat yang rumit namun tenang dengan temponya semua di fokuskan pada penampil. kini mereka membawa api ke atas bambu yang di tegakkan itu
fase final dari pojien ini adalah membakar ujung ujung bambu ini dan turun, para perapal doa yang semula berformasi renggang kini kembali merapat sembari membantu mereka turun dan menyetabilkan kondisi bambu yang telah terbakar.
secara garis besar pojien memiliki filosofi keberanian dan sungguh sungguh untuk kita fokus dan melakukan sesuatu. masyarakat madura yang berada di bondowoso meyakini bahwa nyawa adalah taruhan terbesar untuk melakukan tertentu. mereka meyakini bahwa segala perbuatan memiliki resiko masing masing. pojien adalah media untuk terimakasih yang di lakukan secara maksimal karena sejauh ini tuhan telah membantu mereka dengan maksimal pula
sorak sorai penonton hadir dan pecah ketika para penampil selamat setelah menjalankan prosesi tersebut, suku madura memang identik dengan religius akan leluhur yang tinggi hingga kenekatan yang tak bisa di cerna akal. begitu indah dan mengagumkan upacara ini. semoga kita senantiasa bisa menjaga dan bangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar